Kita semua tahu bukan apa itu buah naga? Tahu lah ya, yang warna buahnya jika matang berwarna merah, dan seperti memiliki sisik namun tidak tajam. Buah ini memiliki struktur batang yang ber-air (lembut dan tidak berkayu), kita juga pasti tahu kan ya kalau batang buah naga memiliki duri di pinggir (sudut) batang nya yang mana hal tersebut berfungsi untuk melindungi batang dari serangan luar (hama dan lain sebagainya).
Lantas apa hubungannya batang biah naga dengan anak?
Analogi sederhananya seperti ini, anggap batang buah naga adalah anak bapak/ibu sekalian. Sebagai induk insting dari orang tua pastilah ingin senantiasa melindungi anaknya dari hal-hal buruk. Selanjutnya pada analogi ini bayangkan kesayangan atau rasa sayang bapak/ibu itu seperti bapak/ibu sedang memeluk batang buah naga tadi, sedangkan rasa kecewa atau benci terhadap anak bapak/ibu itu seperti bapak/ibu sedang menjauh dari batang buah naga tersebut.
Lantas apa yang terjadi, jika bapak/ibu terlalu sayang, terlalu memanjakan anak bapak/ibu itu maka dengan sendirinya bapak/ibu sedang menyakiti diri sendiri. Kok bisa? Iya karena misalnya karena saking sayangnya terhadap anak, kondisi hujan anaknya tidak boleh berangkat ngaji atau sekolah, maka secara tidak langsung dari rasa sayang karena anaknya takut demam dapat mengakibatkan anak itu gagal mendapatkan ilmu pada hari itu dan akan ketinggalan pelajaran, dan akan "sedikit bodoh" anak bapak/ibu pada hari itu, dan hal itu tidak berhenti disana, saking karena tidak paham pelajaran hari itu sehingga meyebabkan anak bodoh dan untuk masa depan anak akan mengurangi lampu kecerahan nah dengan itu kebahagiaan orang tua dimasa depan karena abangga terhadap anaknya misalnya karena berprstasi pun berkurang, jadi yang sakit akhirnya pun bapak/ibu sendiri.
Kedua jangan juga terlalu jauh atau terlalu benci ke anak, misalnya anaknya sering dimarahin, salah sedikir dimarahin, lebih-lebih sampai disumpahin yang jelek-jelek. Itu ibarat bapak ibu menjauh dari batang buah naga, untuk waktu sekarang memang tidak apa-apa tapi suatu saat karena terlalu jauh dari batang buah naga, ketika batangnya roboh maka yang terkena timpahan batangnya pun bapak/ibu sendiri. Misal contohnya orang tua sering nyumpahin anaknya kurang ajar, nah itu bisa terjadi ketika sudah dewasa anaknya beneran menjadi orang yang kurang ajar, tidak hormat orang tualah, sering mencaci orang tualah, nah itu sebab ulah dari bapak/ibu sendiri waktu anak masih kecil.
Solusinya, orang tua hendaknya di tengah-tengah. Tidak terlalu sayang (atau memeluk batang) dan tidak juga menjaduh dari batang, cukup orang tua ada jarak sedikit dengan batang (anaknya) sehingga ketika batang buah naga roboh orang tua bisa menahan dibagian yang tidak ada durinya, sedangkan waktu anak (batang buah naga) segar bugar, sukses, orang tua tidak sakit karena terlalu memeluk batang.
"Lakukan hal yang secukupnya terhadap anak, maka anak kelak akan mengistimewakan orang tuanya."

0 Komentar