YSM - Beberapa waktu yang lalu ramai foto bertayangan diberanda facebook tentang kenangan yang diambil saat kegiatan manasik haji oleh anak-anak usia dini. Program ini sendiri sudah sangat lama sekali menjadi agenda tahunan di seluruh sekolah tk/paud di kabupaten Musi Rawas utara. Kurang tahu kalau didaerah lain.
*Desclaimer - bukan bermaksud menjelekkan, hanya kami mengajak berfikir ulang tentang program tahunan sekolah tk ini.
Kita mulai dari pengertian dulu, manasik haji sendiri merupakan kegiatan dimana kita didilatih atau diberitahu tata-cara apa saja yang dilakukan saat melakukan haji nanti. kegiatan ini biasanya mulai dari kegiatan muter-muter ka'bah (thowaf), sai (lari-lari kecil), melempar tiga jumroh, dll.
Kedua kita mulai berlogika, manasik haji? apa gunanya?
Satu pertanyaan diatas mungkin masih bisalah ya dijawab ya untuk belajar, agar anak dapat mengetahui tata cara hajil, jadi perlu latihan manasik haji.
Lah tapi cobalah angan-angan pertanyaan yang lain, apakah moment tersebut akan teringat hingga dewasa? Saya (penulis) sudah bertanya kepada mereka yang sudah besar terkait hal apakah yang diingat ketika dulu manasik haji? rata-rata mereka menjawab ya cuma ingat enaknya main-mainan disana rame banyak orang, pas ditanya kalau runtutan manasiknya ingat nggak, mereka menjawab tidak ingat.
Lantas untuk apa gituloh maksudnya itu ngadain hal tersebut?
Lebih-lebih sekarang seperti haji ataupun umroh itu dari pihak kemenag ataupun travelnya pasti menyediakan fasilitas latihan haji kalau sudah mau berangkat, nah itu baru jooz, sesuai dengan kebutuhan. Anak belum wayahnya makan nasi sudah dikasih nasi, apakah bakal masuk?
Kalau tujuannya untuk study tour mungkin tak perlu repot-repotlahya membawa nama kegoatan manasik haji. Kalau untuk mencari ilmu keislama mungkin bisa study tour ke masjid ataupun ke tempat-tempat hal-hal yang berbau islam yang pada intinya lebih bermanfaat untuk mereka yang masih kanak-kanak.
Hal teersebut menurut penulis, selain buang-buang waktu juga membuang-buang biaya karena manasik haji tidak dilakukan disekolahnya sendiri, melainkan harus ke kota kabupaten untuk berkumpul seluruh sekolah TK/PAUD.
Mungkin cukup sekian, semoga kita diberikan kelurusan dalam berlogika, guna melogikakan hal-hal yang lebih baik dan bermanfaat sesuai kebutuhan.

0 Komentar